Tim Piala Uber Indonesia dikalahkan China 3-0 di Final

 

Tim Piala Uber Bulutangkis Indonesia harus mengakui keunggulan tim Uber China. Kekalahan 3-0 tim Uber Indonesia dianggap wajar mengingat China menurunkan pemain bulutangkis puteri terbaik mereka. Semua pemain yang disiapkan untuk partai final berada di dalam urutan 10 besar rangking Badminton World Federation (BWF). Sedangkan pemain puteri Indonesia sendiri yang paling tinggi peringkatnya adalah Maria Kristin yang berada pada ranking 35. Tampilnya tim Uber Indonesia sendiri sebenarnya telah melampaui target yang diberikan yaitu masuk semifinal.

Partai pertama final mempertemukan tunggal putri Xing dan Maria Kristin. Maria tidak dapat berbuat banyak mengingat Lu Lan yang pemain putri nomor 1 dunia tampil dengan kondisinya terbaiknya dengan banyak melakukan dropshot silang yang acapkali gagal dikembalikan oleh Maria. Maria harus menerima kekalahan set langsung. Parati kedua ganda puteri berlangsung sangat menarik. Ganda Puteri Indonesia Vita Marissa/Liliana Natsir yang berada pada ranking 9 dunia berhasil memaksa ganda putri China yang merupakan ganda putri terbaik dunia untuk bermain 3 set. Set kedua menjadi milik Marissa/Natsir sayang pada set ketiga setelah sempat mengejar dari tertinggal jauh, akhirnya lagi-lagi harus mengakui keunggulan China. Partai ketiga antara Lu Lan dan Adrianti Firdasari yang menjadi penentu dimenangkan oleh Lu Lan 2 set langsung. Firdasari yang bermain tidak seperti pada laga semifinal melawan Jerman harus mengakui kehebatan Lu Lan yang lebih muda darinya dan berada pada rangking 2 dunia.

Lain halnya dengan tim Thomas Indonesia yang banyak diharapkan untuk maju ke final malah harus takluk 3-0 dari Korea Selatan. Padahal dari 3 partai yang dimainkan, 3 tiga pemain Indonesia peringkat BWF nya berada di atas para pemain putra Korsel. Sony Dwi Kuncoro yang berada pada rangking 6, dan Markis Kido/Hendra Setiawan yang merupakan ganda putra terbaik dunia saat ini harus memainkan 3 set sebelum akhirnya kalah juga. Hasil yang lebih baik ketimbang yang didapatkan Taufik Hidayat yang berada pada rangking 7 dunia harus kalah 2 set langsung.

Tampaknya dukungan dari ribuan supporter yang langsung datang ke Istora Senayan tidak berarti banyak buat para pemain. Walau begitu dukungan dan sorakan semangat yang tidak henti-hentinya dari penonton patut diberi acungan jempol. Setidaknya dukungan para penggila olahraga bulutangkis ini mampu membangkitkan semangat para pemain untuk tampil habis-habisan. Akhirnya kita pun harus mengakui China masih memegang supremasi tertinggi bulutangkis dunia hingga saat ini.

Postingan dengan judul Tim Piala Uber Indonesia dikalahkan China 3-0 di Final ditulis oleh ridho, Penulis dapat dihubungi lewat akun sosial media berikut

Follow on Twitter

Connect on Facebook

Find on Google+

Find on LinkedIn

One Response to “Tim Piala Uber Indonesia dikalahkan China 3-0 di Final”

  1. idur says:

    saya sangat bersyukur tim kita kalah karena saya tidak bisa nonton siarannya via satelit parabola yang diacak oleh trans7…kalo saya pemerintah indonesia malu dan akan segera memberikan pinalti kepada trans7. IRONIS sekali…tayangan olahraga luar negeri dimana bukan atlet kita yang bertanding justeru tidak diacak, sedangkan tayangan olahraga kebanggaan negeri kita yaitu bulutangkis tidak bisa dinikmati oleh masyarakat kita sendiri wah wah wah….memalukan para pemikir kebijakan dari trans7 yang gak bisa mikir sejauh itu. trans7 adalah sebuah gambaran kebodohan negeri kita yang semakin akan dipermalukan oleh negara lain…mudah-mudahan stasiun tv yang lain tidak akan meniru kebijakan bodoh dari trans7 ini di lain waktu. SELAMAT buat trans7 yang telah menjual kehormatan bangsanya sendiri dan mudah mudahan dari pihak trans7 ada yang membaca tulisan saya ini. kejadian kali ini semakin membuat saya semakin membenci olahraga ini yang belakangan semakin terpuruk dan semakin minim prestasi di kancah internasional.

Leave a Reply