Kesesatan dan kedustaan ajaran Mirza Ghulam Ahmad
Pada hari minggu, 27 Juli 2008 kemaren di Padang digelar Tabligh Akbar “Islam agama kasih sayang”. Tabligh Akbar rutin yang diadakan Yayasan Dar el-Iman ini bertempat di Masjid Darul ‘Ulum Komplek PGAI, Jati. Sebagai pemateri diundang DR. Ust. Ali Musrin Semjan Putra, Lc, MA, Rektor Sekolah Tinggi Dirasat Islam (STDI) Imam Syafi’i Jember. Ustadz yang meraih gelar doktor dari Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia membahas bahasan “Aqidah Imam Syafi’i tentang Khatamin Nubuwah” yang banyak menyinggung kesesatan ajaran Ahmadiyah yang mengakui masih ada nabi setelah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Di bagian terakhir makalahnya, Ustadz kelahiran Sijunjung, Sumatera Barat tahun 1971 ini, menyebutkan beberapa kedustaan dan kesesatan ajaran nabi palsu Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad (Ahmaq).
- Mirza Ghulam Ahmad pertama mengaku jelmaan dari arwah Imam Mahdy kemudian jelmaan arwah Nabi Isa, kemudian jelmaan rasulullah dan terakhir mengaku menjadi nabi dan menerima wahyu sendiri.
Kesesatannya dalam beberapa poin berikut:
- Ini adalah langkah-langkah setan yang ia wahyukannya kepada Mirza Ghulam Ahmad. Sehingga ia tidak mampu membedakan antara awidah Isla dengan ajaran khurafat reinkarnisasi dalam agama Hindu.
- Tidak perna dalam sejarah para nabi adanya nabi yang mengaku jelmaan dari nabi lain
- Bagaimana mungkin dalam satu tubuh berkumpul roh yang berbeda-beda menurut khurafat reinkarnasi
- menurut pengakuan Mirza Ghulam Ahmad roh Mahdi menjelma padanya. Sedangkan Mahdi itu sendiri belum muncul sampai sekarang, secara pasti di zaman Mirza Ghulam Ahmad, Mahdi itu belum lahir
- Al Mahdy yang akan datang sebelum terjadi kiamat nanti berasal dari keturunan Hasan bin Ali bin Abu Thalib. Sedangkan Mirza Ghulam Ahmad adalah seorang india totok
- Setelah itu ia mengaku sebagai nabi Isa, sedangkan nabi Isa menurut keyakinan Ahlussunah sampai sekarang belum mati, tetapi diangkat oleh Allah ke langit. ia akan turun pada akhir zaman dan membunuh Dajjal. Kalau benar ia sebagai Isa, sekarang Mirza Ghulam Ahmad sudah mati, lalu siapa yang akan membunuh Dajjal pada akhir Zaman?
- Selanjutnya mengaku sebagai Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, ini amat keliru lagi. Karena arwah para nabi berda ditempat yang paling mulia dan paling tinggi di alam barzah. tidak akan kembali ke dunia yang fana ini, apalagi menjelma pada tubuh orang yang keji dan kotor seperti Mirza Ghulam Ahmad
- Mirza Ghulam Ahmad mengaku menerima wahyu dalam bahasa Arab sedangkan ia adalah orang India totok.
Jika pengikut Mirza Ghulam Ahmad mau berpikir sejenak, niscaya amat jelas kedustaan nabi palsu mereka. Karena Allah mengutus setiap rasul dengan bahasa kaumnya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ibrahim: 4 yang artinya “Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahaasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka”. Oleh sebab itu, Allah menurunkan kitab taurat dalam bahasa ‘Ibroniyah dan Injil dalam bahasa Siryaniyah. Karena Mirza Ghulam Ahmad bukan nabi, makanya ia hanya bisa menciplak dan membajak ayat-ayat Al-qur’an.
- Mirza Ghulam Ahmad membela penjajah dan musuh-musuh Islam
Bagaimana pengikut Mirza Ghulam Ahmad masih mengaku sebagai Islam sedangkan ia membela dan memuja musuh-musuh Islam. Padahal Allah berfirman yang artinya “Janganlah kamu mengambil jadi pemimpin, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu)di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik)” dan juga firman-Nya: “Barangsiapa di antara kamu yang mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk gololongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim”.
Demikian sebagian tulisan dari makalah Ustadz Ali Musri Semjan Putra yang juga menjabat pembina Yayasan Dar el-Iman, Padang.
tapi kok masih banyak pengikutnya di indonesia. padahal di negaranya sendiri (india) itu dah bukan dianggap islam….