Duo Max yang tersandung skandal seks
Keduanya sama-sama berinisial MM. Nama depan mereka juga sama: Max. Mereka ialah Max Mosley dan Max Moein. Keduanya sama-sama publik figur, yang satu adalah Presiden FIA dan yang satu lagi anggota DPR RI. Mungkin keduanya tidak saling kenal dan mungkin juga kita tidak mengenal salah satu dari mereka ataupun keduanya. Tapi yang jelas ada persamaan antara mereka, keduanya tersandung skandal seks.
Max yang pertama, Max Mosley telah menduduki posisi sebagai President FIA sejak 1993. FIA (Fédération Internationale de l’Automobile) merupakan federasi tertinggi dalam dunia balap F1. Bulan lalu dunia balap ‘jet darat’ terguncang dengan dimuatnya berita dan foto Max Mosley di harian News of The World yang lagi pesta seks dengan 5 orang PSK di Kota London. Para pelaku dan petinggi F1 pun gerah dan meminta Max untuk mundur. Puncaknya dilakukan mosi tidak percaya. Beruntung bagi Max Mosley karena ia selamat dari mosi tidak percaya dan masih dipercaya menjadi President FIA.
Max yang kedua, Max Moein adalah anggota parlemen pusat dari Fraksi PDIP. Max dituduh terlibat skandal seks dengan mantan sekretarisnya di Senayan, Desi Firdiyanti. Foto-foto setengah bugil mereka beredar di media massa dan internet. Ajaibnya, Max menganggap biasa saja foto tersebut. Belakangan Max dituntut oleh Desi telah melakukan tindakan pelecehan seksual. Badan Kehormatan DPR pun gerah dan segera akan memutuskan sanksi apa yang akan diberikan pada Max. Nasib Max tambah tragis ketika ia juga diperiksa oleh KPK karena diduga terlibat kasus korupsi.
Nasib kedua Max secara lahiriah mungkin akan berbeda. Namun yang pasti sama, kepercayaan dan pandangan orang kepada keduanya pasti berubah setidaknya berkurang. Terlebih buat Max Moein, yang notabene orang Indonesia namun sikap nya tidak mencerminkan budaya masyarakat timur. Terlebih lagi ia adalah wakil rakyat yang dipilih langsung oleh sekian ratus ribu orang yang mempercayainya.
Memang patut disayangkan seringkali orang yang telah menduduki posisi enak seperti kedua Max diatas lebih mudah tergoda karena ibarat pohon yang semakin tinggi akan terkena tiupan angin yang semakin kencang pula. Apalagi bila motivasi awalnya seseorang untuk bergabung dengan suatu organisasi tidak jelas apalagi untuk keuntungan pribadi/golongan maka hasilnya sudah cukup mudah ditebak ya seperti inilah.